RANGKUMAN
ILMU
BUDAYA SOSIAL
“Manusia
Dan Pandangan Hidup”
Disusun
Oleh :
Sigit
Ari Setiawan (56415561)
KELAS
1IA08
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN
TEKNIK INFORMATIKA
DOSEN
: EDI FAKHRI
ATA
2015/2016
RANGKUMAN BAB 8
MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
A.
Pengertian Pandangan Hidup
Pandangan
hidup adalah pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman,
arahan, petunjuk hidup didunia. Sedangkan pendapat atau pertimbangan itu
sendiri merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah
menurut waktu dan tempat hidupnya. Pandangan hidup dapat diklasifikasikan
berdasarkan asalnya yang terdiri dari 3 macam, yaitu :
1. Pandangan hidup yang berasal dari
agama, yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
2. Pandangan hidup yang berupa ideologi
yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara
tersebut.
3. Pandangan hidup hasil renungan,
yaitu pandangan hidup yang relative kebenarannya.
Pandangan
hidup pada dasarnya mempunyai unsur-unsur yaitu :
a.
Cita-cita
b.
Kebajikan
c.
Usaha
d.
Keyakinan/kepercayaan
Keempat unsur ini merupakan satu
rangkaian kesatuan yang tak terpisahkan.
Cita - cita ialah apa yang diinginkan yang mungkin dapat
dicapai dengan usaha atau perjuangan. Tujuan yang hedak dicapai ialah
kebajikan. Kebajikan yaitu segala hal yang baik yang membuat manusia makmur,
bahagia, damai, tentram. Usaha atau pejuangan ialah kerja keras yang dilandasi
keyakinan atau kepercayaan. Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal,
kemampuan jasmani, dan kepercayaan kepada Tuhan.
B.
Cita-Cita
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita adalah keinginan, harapan,
tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan harapan, maupun tujuan
merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Pada umumnya
cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, dengan
perkataan lain: cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang
makin tinggi tingkatannya. Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum
mungkin terpenuhi maka cita-cita itu disebut angan-angan.
Dapatkah
seseorang mencapai apa yang dicita-citakan. hal itu bergantung pada beberapa
hal :
1) Faktor
manusia : yang mau mencapai cita-cita ditentukan oleh kualitas manusianya. Ada
yang tidak berkemauan, sehingga apa yang dicita-citakan hanya merupakan
khayalan saja.
2) Faktor
kondisi : yang mempengaruhi tercapainya cita-cita, dapat disebut sebagai yang
menguntungkan merupakan kondisi yang memperlancar tercapainya suatu cita-cita
sedangkan yang menghambat merupakan kondisi yang merintangi suatu
cita-cita.
3) Faktor
tingginya cita-cita
Suatu cita – cita tidak hanya dimiliki oleh individu,
masyarakat dan bangsapun memiliki cita – cita juga. Cita – cita suatu bangsa
merupakan keinginan atau tujuan suatu bangsa. Misalnya bangsa Indonesia
mendirikan suatu negara yang merupakan sarana untuk menjadi duatu bangsa yang
masyarakatnya memiliki keadilan dan kemakmuran.
C.
Kebajikan
Kebajikan
atau kebaikan atau perbuatan yang mendatnangkan kebaikan pada hakekatnya sama
dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan
etika.
Manusia
adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan dan badan dan kedua
unsur itu akan terpisah bila meninggal. Manusia merupakan makhluk
sosial,manusia hidup bermasyarakat, manusia saling membutuhkan, saling tolong
menolong, saling menghargai sesama anggota masyarakat, dan dapat pula
sebaliknya saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan, dan sebagainya.
Manusia
sebagai makhluk Tuhan, diciptakan Tuhan dan dapat berkembang karena
Tuhan. Untuk itu manusia dilengkapi kemampuan jasmani dan rohani juga fasilitas
alam sekitarnya.
Untuk
melihat kebajikan, kita harus melihat dari 3 segi yaitu :
1. Manusia
sebagai makhluk pribadi
Manusia
dapat menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang buruk. Baik buruk itu
ditentukan oleh suara hati. Suara hati adalah semacam bisikan didalam hati yang
mendesak seseorang untuk menimbang-nimbang serta menentukan baik buruknya suatu
perbuatan, tindakan, tingkah laku, ataupun tingkah laku. Suara hati dapat
merupakan hakim untuk diri sendiri. Oleh sebab itu, nilai suara hati amat besar
dan penting dalam hidup manusia.
2. Manusia
sebagai anggota masyarakat
Setiap
masyarakat adalah kumpulan pribadi-pribadi,sehingga setiap suara masyarakat pada
hakekatnya adalah kumpulan suara hati pribadi-pribadi dalam masyarakat itu.
Sebagaimana suara hati tiap pribadi itu pasti selalu menginginkan yang baik,
maka masyarakat yang terdiri atas pribadi-pribadi itu pasti suara hatinya juga
menginginkan yang baik untuk kehidupan masyarakatnya. Sebab itu benar-benar
berdasarkan pada suara hati angota-anggotanya, suara hati masyarakat pada
dasarnya adalah baik.
Sesautu
yang baik bagi masyarakat, berarti baik pula untuk kepentingan masyarakat.
Tetapi dapat saja terjadi, bahwa sesuatu yang baik bagi kepentingan
umum/masyarakat tidak baik bagi salh seorang atau segelintir orang didalamnya
atau sebalikya.
3. Manusia
sebagai makhluk Tuhan
Manusia
pun harus mendengarkan suara hati Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan agar
manusia berbuat baik dan mengelakkan perbuatan yang tidak baik. Untuk mengukur
perbuatan baik buruk,harus kita dengar pula suara Tuhan atau kehendak Tuhan,
kehendak Tuhhan dapat berbentuk hukum Tuhan atau hukum agama.
Kebajikan
manusia nyata dan dapat dirasakan dalam tingkah lakunya. Karena tingkah laku
bersumber pada pandangan hidup,maka setiap orang memiliki tingkah laku
sendiri-sendiri sehingga tingkah laku setiap orang berbeda. Faktor-faktor
yang menentukan tingkah laku setiap orang ada 3 hal yaitu :
· Faktor
bawaan/hereditas : yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam
kandungan. Pembawaan merupakan yang diturunkan atau dipusakai oleh orang tua.
· Faktor
lingkungan: lingkungan yang membentuk jiwa seseorang meliputi lingkungan
keluarga, sekolah,masyarakat.
· Faktor
pengalaman : pengalaman pahit yg sifat negatif maupun pengalaman manis yang
bersifat positif ,memberikan pada manusia suatu bekal yang selalu dipergunakan
sebagai pertimbangan sebelum seseorang mengambil tindakan.
D.
Usaha
/ Perjuangan
Usaha
atau perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia
harus kerja keras untuk kelanjutan hidupnya. Kerja keras itu dapat dilakukan
dengan otak/ilmu maupun dengan tenaga/jasmani, atau dengan kedua-duanya.
Kerja
keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia.
Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan. Karena kemampuan terbatas
itulah perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya.
Karena manusia itu mempunyai rasa kebersamaan dan belas kasihan (cinnta kasih)
antara sesama manusia, maka ketidakmampuan atau kemampuan terbatas yang
menimbulkan perbedaan tingkat kemakmuran itu dapat diatasi bersama-sama secara
tolong menolong, bergotong-royong.
.Perjuangan tidak selalu
identik dengan lamanya kita melakukan proses implementasi untuk mewujudkan
keinginan kita. Bisa jadi seseorang membutuhkan perjuangan yang lebih singkat
dengan sedikit sumber daya yang dibutuhkan, sedangkan individu lainnya justru
sebaliknya.Kesiapan, ketersediaan dan kualitas sumber daya, strategi, situasi
dan tingkat kesulitan yang dihadapi, serta dukungan dari lingkungan eksternal
amat menentukan seberapa besar dan lamanya sebuah perjuangan harus dilakukan.
E.
Keyakinan
/ Kepercayaan
Keyakinan/
kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan
Tuhan. Menurut Prof.Dr.Harun Nasution, ada 3 aliran filsafat, yaitu :
1. Aliran
Naturalisme
Hidup
manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi.
Kekuatan gaib itu dari natur , dan itu dari Tuhan. Tetapi bagi yang tidak
percaya pada Tuhan, natur itulah yang tertinggi.
Aliran
naturalisme berintikan spekulasi, mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak ada
Tuhan. Lalu mana yang benar? yang benar adalah keyakinan. Jika kita yakin Tuhan
ada, maka kita katakan Tuhan ada. Bagi yang tidak yakin, dikatakan Tuhan tidak
ada yang ada hanya natur. Bagi yang percaya Tuhan,Tuhan itu adalah kekuasaan
tertinggi. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan. Karena itu manusia mengabdi
kepada Tuhan berdasarkan ajaran-ajaran Tuhan yaitu agama. Ajaran agama itu ada
dua macam yaitu :
a) Ajaran
agam dogmatis, yang disampaikan oleh Tuhan melalui nabi-nabi. Ajaran agama yang
dogmatis bersifat mulak (absolut), terdapat dalam kitab suci Al-Quran dan
Hadist. Sifatnya tetap, tidak berubah-ubah.
b) Ajaran
agama dari pemuka-pemuka agama, yaitu sebagai hasil pemikiran manusia, sifatnya
relatif(terbatas). Ajaran agama dari pemuka-pemuka agama termasuk kebudayaan,
terdapat dalam buku-buku agama yang ditulis oleh pemuka-pemuka agama. Sifatnya
dapat berubah-ubah sesuia dengan perkembangan jaman.
Apabila
aliran naturalisme ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan
manusia itu bermula dari Tuhan. Jadi, pandangan hidup dilandasi oleh
ajaran-ajaran Tuhan melalui agamanya. Manusia yakin bahwa kebajikan itu
diridhoi oleh Tuhan. Pandangan hidup yang dilandasi keyakinan bahwa Tuhanlah
kekuasaan tertinggi, yang menentukan segala-galanya disebut pandangan hidup
religious (keagamaan).
2. Aliran
Intelektualisme
Dasar
aliran ini adalah logika/akal. Manusia mengutamakan akal. Dengan akal manusia
berpikir, mana yang benar menurut akal itulah yang baik, walaupun yang
bertentangan dengan kekuatan hati nurani. Akal berasal dari bahasa Arab,
artinya kalbu, yang berpusat di hati, sehingga timbul istilah “hati nurani”
artinya daya rasa. Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup maka
keyakinan manusia itu bermula dari akal. Jadi pandangan hidup ini dilandasi
oleh keyakinan kebenaran yang diterima oleh akal. Manusia yakin bahwa kebajikan
hanya dapat diperoleh dengan akal (ilmu dan teknologi). Pandangan hidup ini
disebut liberalisme.
3. Aliran
Gabungan
Dasar
aliran ini ialah kekuatan gaib dan juga akal,kekuatan gaib artinya kekuatan
yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan.
Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan benar tidaknya sesuatu.
Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka akan timbul dua
kemungkinan pandangan hidup.
Apabila
keyakinan lebih berat didasarkan pada logika berpikir, sedangkan hati nurani
dinomor duakan, kekuatan gaib dari Tuhan diakui adanya tetapi tidak
menentukan,dan logika berpikir tidak ditekankan pada logika berpikir
individu, melainkan logika berpikir kolektif (masyarakat), pandangan hidup ini
disebut sosialisme. Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan adalah
akal, kedua-duanya mendasari keyakinan secara berimbang, akal dalam arti baik
sebagai logika berpikir maupun sebagai daya rasa (hati nurani, logika berpikir
baik secara individual maupun secara kolektif pandangan ini disebut sosialisme
- religius. Kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan menurut logika
berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya itu berkat karunia
Tuhan.
F.
Langkah-Langkah
Berpandangan Hidup yang Baik
Manusia
pasti mempunyai pandangan hidup walau bagaimanapun bentuknya. Bagaimana kita
memperlakukan pandangan hidup itu tergantung pada orang yang bersangkutan. Akan
tetapi yang terpenting, kita seharusnya mempunyai langkah-langkah berpandangan
hidup itu sebagai sarana mencapai tujuan dan ada pula yang meperlakukan sebagai
penimbul kesejahteraan, ketentraman dan sebagainya..
Langkah
– langkah berpandangan hidup yang baik :
1) Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan
tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam hal ini mengenal apa
itu pandangan hidup
2) Mengerti
Tahap kedua untuk berpandangan hidup
yang baik adalah mengerti. Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap
pandangan hidup itu sendiri. . Bia dalam bernegara kita berpandangan pada
Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti
apa Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan bernegara.
3) Menghayati
Langkah selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup adalah
menghayati pandangan hidup itu. Dengan menghayati pandangan hidup, kita
memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hidup itu
sendiri.
4) Meyakini
Setelah mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara kemanusiaan,
maupun ditinjau dari segi kemasyarakatan maupun Negara dan dari kehidupan di
akherat, maka hendaknya kita meyakaini pandangan hidup yang telah kita hayati
itu.
5) Mengabdi
Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting dalam
menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh
dirinya lebih-lebih oleh orang lain.
6) Mengamankan
Proses mengamnakan ini merupakan langkah terakhir. Tidak mungkin atau sedikit kemungkinan bila belum mendalami langakah sebelumnya lalu akan ada proses mengamankan ini. Langkah yang terakhir ini merupakan langkah terberat dan benar – benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu.
Proses mengamnakan ini merupakan langkah terakhir. Tidak mungkin atau sedikit kemungkinan bila belum mendalami langakah sebelumnya lalu akan ada proses mengamankan ini. Langkah yang terakhir ini merupakan langkah terberat dan benar – benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu.
Daftar Pustaka
Klik untuk file PDF Bab 8 Manusia Dan Pandangan Hidup