KERAGAMAN
KEBUDAYAAN INDONESIA
Makalah
ini untuk melengkapi tugas Ilmu Budaya Dasar
Disusun Oleh :
Sigit Ari
Setiawan / 56415561
KELAS
1IA08
FALKUTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN
TEKNIK INFORMATIKA
KATA
PENGANTAR
Penulis
mengucapkan syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan nikmat
dan karunianya sehingga karya tulis ini dapat selesai dengan lancar.
Makalah
ini berisikan tentang Keragaman Budaya Indonesia. Makalah ini kami buat dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah pelajaran Ilmu Budaya Dasar.
Penulis
menyadari bahwa karya tulis ini dapat selesai dengan lancar berkat bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan
Yang Maha Esa;
2.
Bapak Edi Fakhri selaku staff pengajar
mata kuliah Ilmu Budaya Dasar,serta berbagai pihak yang tidak bisa kami
sebutkan semua.
Penulis
menyadari karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis
menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhirnya penulis
berharap karya tulis ini dapat bermanfaat untuk semua pihak khususnya
masyarakat Indonesia.
Depok, 17 April
2016
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL ....................................................................................................... I
KATA
PENGANTAR ..................................................................................................... 2
DAFTAR
ISI ................................................................................................................... 3
BAB
I PENDAHULUAN ............................................................................................... 4
I.1
Latar Belakang ................................................................................................ 4
I.2
Rumusan Masalah ........................................................................................... 5
I.3
Tujuan Penulisan ............................................................................................. 5
BAB
II LANDASAN TEORI ......................................................................................... 6
II.1
Pengertian Budaya Indonesia .................................................................... 6-7
II.2
Keunggulan Bangsa Indonesia dengan Keanekaragamannya
.................... 7-8
II.3
Dampak dari Keanekaragaman yang Dimiliki Bangsa Indonesia ............ 8-12
II.4
Peran Masyarakat Dalam Menjaga Keragaman Budaya ....................... 12-13
BAB
III PENUTUP........................................................................................................ 14
III.1
Kesimpulan................................................................................................. 14
III.2
Saran ......................................................................................................... 14
DAFTAR
PUSTAKA .................................................................................................... 15
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang Masalah
Keragaman
budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan yang ada di bumi Indonesia
sebagai Negara yang memiliki banyak pulau.
Keanekaragaman atau yang
sering disebut dengan multikulturalisme adalah istilah yang digunakan
untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di dunia,ataupun
kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap
adanyakeragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam
kehidupanmasyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan
politik yang mereka anut.Keanekaragaman bangsa Indonesia dilatarbelakangi oleh
jumlah suku-suku bangsa diIndonesia yang sangat banyak, dimana setiap suku
bangsa tersebut mempunyai ciri atau karakter tersendiri, baik dalam aspek
sosial maupun budaya. Suatu semboyan yang sejak dahulu dikenal dan melekat
dengan jati diri bangsa
Indonesia adalah “Bhinneka Tunggal Ika ”. Semboyan tersebut terukir kokoh dalam
cengkraman Burung Garuda yang merupakan lambang bangsa Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Bhineka Tunggal Ika menunjukan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa
yang heterogen, yaitu bangsa yang mempunyai keanekaragaman, baik dalam aspek
suku bangsa, budaya, ras dan agama.
Sudah
berlangsung cukup lama. Tanpa adanya persatuan dan kesatuan visi dan misi dari seluruh
bangsa Indonesia mustahil kita dapat keluar dari krisis tersebut.Kebhinnekaan
berupa sifat nyata bangsa Indonesia yang sering kita banggakan namun sekaligus
juga sering kita prihatinkan. Hal ini dikarenakan mengatur masyarakat
yangheterogen jauh lebih sulit dibandingkan dengan mengatur masyarakat homogen.
Masyarakat yang heterogen tentu mempunyai cita-cita, keinginan dan harapan yang
jauh lebih bervariasi dibandingkan dengan masyarakat homogen.Kebhinnekaan dapat
menjadi tantangan atau ancaman, karena dengan adanya kebhinnekaan tersebut
mudah membuat orang menjadi berbeda pendapat yang pada akhirnya dapat lepas
kendali, memiliki rasa kedaerahan atau kesukuan yang sewaktu-waktu bisa menjadi
ledakan yang akan mengancam integrasi atau persatuan dan kesatuan bangsa
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
tersebut, maka rumusan masalah dari makalah ini adalah :
- Apa
itu kebudayaan Indonesia?
- Apa
saja keunggulan kebudayaan bangsa Indonesia dari keanekaragaman yang dimilikinya?
- Apa pula yang menjadi dampak
dari keberagaman budaya tersebut?
- Bagaimana cara yang bisa di
lakukan untuk menyelesaikan masalah yang timbul akibat keberagaman?
I.3 Tujuan Penulisan
Makalah
ini dimaksudkan untuk memenuhi salah
satu tugas dari mata kuliah Ilmu Budaya Dasar. Diharapkan makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Tujuan yang ingin dicapai
dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
a.
Untuk
menambah pengetahuan masyarakat Indonesia tentang keunggulan darikeanekaragaman
bangsa Indonesia
b.
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjunjung tinggi semboyan
Bhineka Tunggal Ika dan menghargai keanekaragaman suku, budaya, ras dan
agama yang ada dalam bangsa Indonesia.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
II.1
Pengertian Budaya Indonesia
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya
bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan
perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak
kegiatan sosial manusia. Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu
kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan
memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Budaya adalah bentuk jama’ dari Budi dan Daya yang
berarti Cinta, kasra, dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa
sansekerta Budaya yaitu bentuk jama’ dari kata Budhi yang
berarti budi atau akal. Dalam bahasa inggris, kata budaya berasal dari
kata Culture, dalam bahasa Latin berasal dari kata Colera. Colera berarti mengolah,
mengerjakan, menyuburkan, mengembangkan tanah (bertani)
Kemudian
pengertian ini berkembang dalam arti Culture, yaitu sebagai
segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Dengan
demikian dapat di simpulkan bahwa kebudayaaan atau budaya menyangkut
keseluruhan aspek kehidupan manusia baik material maupun non-material. Sebagian besar ahli
yang mengartikan kebudayaan seperti ini kemungkinan besar sangat di
pengaruhi oleh pandangan evolusionisme, yaitu suatu teori yang
menyatakan bahwa kebudayaan itu akan berkembang dari tahapan yang sederhana
menuju tahapan yang lebih konpleks
Koentjaraningrat
mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil
kelakuan yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatkanya dengan belajar
dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Dari beberapa pengertian
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem
gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan
cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupanan masyarakat.
Secara
lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut:
1.
Kebudayaan adalah segala sesuatu yang
dilakukan dan dihasilkan manusia, yang meliputi:
a) kebudayaan
materiil (bersifat jasmaniah), yang meliputi benda-benda ciptaan manusia,
misalnya kendaraan, alat rumah tangga, dan lain-lain.
b) Kebudayaan
non-materiil (bersifat rohaniah), yaitu semua hal yang tidak dapat dilihat dan
diraba, misalnya agama, bahasa, ilmu pengetahuan, dan sebagainya.
2.
Kebudayaan itu tidak diwariskan secara
generatif (biologis), melainkan hanya mungkin diperoleh dengan cara belajar.
3.
Kebudayaan diperoleh manusia sebagai
anggota masyarakat. Tanpa masyarakat kemungkinannya sangat kecil untuk
membentuk kebudayaan. Sebaliknya, tanpa kebudayaan tidak mungkin manusia
(secara individual maupun kelompok) dapat mempertahankan kehidupannya. Jadi,
kebudayaan adalah hampir semua tindakan manusia dalam kehidupan sehari-hari.
II. 2 Keunggulan Bangsa Indonesia dengan Keanekaragamannya
Keunggulan Bangsa Indonesia dengan
Keanekaragamannya Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat
dipungkiri keberadaannya. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain
kebudayaan kelompok suku bangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari
berbagai kebudayaan daerah. Kebudayaan daerah ini bersifat kewilayahan yang
merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok suku bangsa yang ada di
daerah tersebut. Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi
proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragam dan
jenis kebudayaan yang ada di Indonesia.
Berkembang dan meluasnya
agama-agama besar di Indonesia juga turut mendukung perkembangan kebudayaan
Indonesia yang pada akhirnya memcerminkan kebudayaan agama tertentu. Bisa
dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat
keanekaragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang sangat tinggi. Tidak
saja keanekaragaman budaya kelompok suku bangsa namun juga keanekaragaman
budaya dalam konteks peradaban, tradisional hingga ke modern, dan kewilayahan.
Keanekaragaman kebudayaannya
Indonesia dapat dikatakan suatu keunggulan jika dibandingkan dengan negara
lainnya, karena potret kebudayaannya lengkap dan bervariasi. Dan yang tak kalah
pentingnya, secara sosial budaya dan politik masyarakat Indonesia mempunyai
jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang dirangkai sejak dulu.
Interaksi antar kebudayaan dijalin tidak hanya meliputi antar kelompok suku
bangsa yang berbeda, namun juga meliputi antar peradaban yang ada di dunia.
Berlabuhnya kapal-kapal Portugis di Banten pada abad pertengahan misalnya telah
membuka diri Indonesia pada lingkup pergaulan dunia internasional pada saat
itu. Hubungan antar pedagang Gujarat dan pesisir Jawa juga memberikan arti yang
penting dalam membangun interaksi antar peradaban yang ada di Indonesia.
Singgungan-singgungan peradaban ini pada dasarnya telah membangun daya elasitas
bangsa Indonesia dalam berinteraksi dengan perbedaan. Di sisi yang lain bangsa
Indonesia juga mampu menelisik dan mengembangkan budaya lokal di tengah-tengah
singgungan antar peradaban itu.
Secara ringkas, keunggulan –
keunggulan dari keaneragaman bangsa Indonesia, antara lain:
1. Keanekaragaman
kebudayaan sangat menarik dan dapat dijadikan objek pariwisata.
2. Keanekaragaman
budaya daerah dapat membantu meningkatkan pengembangan kebudayaan nasional yang
berlandaskan Pancasila, sesuai Tap MPR No. II tahun 1998, yang berbunyi :
Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya
dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia
Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta
diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam
segenap bidang kehidupan bangsa
3. Tertanamnya
sikap untuk saling menghormati dan menghargai antar suku yang berbeda.
4. Indonesia
memiliki bahasa daerah terbanyak didunia (ada lebih dari 746 bahasa daerah).
5.
Bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman
suku, agama dan budaya yang terdapat dalam kehidupan masyarakatnya, dan
keragaman tersebut dapat kita satukan dalam satu kesatuan Bhineka Tunggal Ika.
II.3
Dampak dari Keanekaragaman yang
Dimiliki Bangsa Indonesia
Keanekaragaman suku, budaya, ras
dan agama yang yang ada pada diri bangsa Indonesia merupakan keunggulan
sekaligus tantangan. Tantangan-tantangan yang muncul akibat keanekaraman bangsa
Indonesia tersebut antara lain:
a.
Konflik
Konflik adalah proses sosial disosiatif yang dapat
menyebabkan perpecahan dalam masyarakat karena ketidakselarasan dan
ketidakseimbangan dalam suatu hubungan masyarakat. Berdasarkan tingkatannya
konflik dapat dibagi menjadi konflik horisontal dan vertikal.
(1) Konflik
Horisontal
Konflik
horisontal adalah konflik yang terjadi diantara kelompok-kelompok sosial yang
sifatnya sederajat. Konflik sosial horisontal dapat berupa konflik antar suku,
antar ras, agama, maupun konflik antar golongan.
(a) Konflik
antar suku
Konflik antar suku pada umumnya disebabkan oleh
primordialisme yang berkembang menjadi etnosentrisme. Contoh : konflik antara
suku Dayak dan suku Madura yang terjadi di Sampit, konflik antara suku-suku
kecil di Papua.
(b) Konflik
antar ras
5 Konflik
antar ras pada umumnya disebabkan oleh primordialisme yang berkembang menjadi
stereotipe. Contoh : Kekerasan terhadap etnis Tionghoa pada Mei 1998, termasuk
pemerkosaan dan pembunuhan terhadap lebih dari 100 wanita etnis Tionghoa.
(c)
Konflik
agama
Konflik
masalah agama pada umumnya disebabkan oleh primordialisme yang berkembang
menjadi fanatisme. Konflik agama dapat berupa konflik internal umat beragama
misalnya konflik antar golongan pemeluk Islam murni dengan golongan Ahmadiyah,
maupun konflik antar umat beragama (konflik eksternal) misalnya konflik
masyarakat Ambon pemeluk Islam dengan masyarakat Ambon pemeluk Kristen.
(d) Konflik
antar golongan
Konflik
antar golongan pada umumnya disebabkan oleh semangat in group yang kuat
sehingga dengan kelompok out group akan menimbulkan antipati. Contoh :
Peristiwa Kudatuli, dimana ada konflik antar pendukung Partai PDI versi
Megawati Soekarno putrid dan pendukung Partai PDI versi lainnya.
(2)
Konflik Vertikal Konflik
vertikal
adalah konflik yang terjadi diantara lapisan-lapisan di dalam masyarakat.
Contoh konflik vertikal :
(a)
Konflik antar kelas atas dengan kelas bawah, konflik antar kelas atas dengan
kelas bawah dapat berupa konflik kolektif dan individual. Konflik kolektif
misalnya konflik antara buruh dengan pimpinan perusahaan untuk menuntut
kenaikan gaji. Konflik individual misalnya konflik antara pembantu dengan
majikan yang berakibat pada kekerasan.
(b)
Konflik antara pemerintah pusat dengan daerah, misalnya pemberontakan dan
gerakan seporadis seperti OPM, GAM, dll. Selain itu konflik vertikal bisa
diterjemahkan sebagai konflik antar pihak yang berkuasa dan penentangnya,
misalnya kasus penculikan aktivis ’98 , yang merupakan kasus pelanggaran HAM
tidak pernah selesai sampai saa tini.
(c)
Konflik antara orang tua dan anak, konflik antara orang tua dan anak akan
menimbulkan hambatan dalam sosialisasi nilai dan norma dan terkadang
menimbulkan kenakalan remaja.
b. Integrasi
Karena Keterpaksaan (Coersif)
Integrasi karena keterpaksaan terjadi karena
suatu ketergantungan dan mau tidak mau antar lapisan masyarakat harus saling
berhubungan untuk memenuhi kebutuhan. Namun dalam integrasi yang terjadi karena
paksaan biasanya ada upaya antar kelompok untuk mendominasi satu sama lain.
Indonesia merupakan negara multikultural yang terdiri dari bermacam-macam
etnis, ras, agama, dan suku bangsa yang masing-masing membawa bendera
primordialismenya masing-masing. Apabila masing-masing kelompok tidak bisa
saling menghargai dan mengurangi etnosentrisme, stereotype, dan fanatisme maka
akan menimbulkan konflik SARA. Integrasi karena keterpaksaan dilihat dari segi
historis juga dapat dicontohkan pada masa feodal. Dimana antara golongan
pemerintah kolonial, golongan Asia Timur, golongan kerabat kerajaan, dan
bumiputera hidup dalam satu wilayah namun tidak dapat membaur. Terdapat
batas-batas yang tegas dan adanya upaya dari pemerintah kolonial untuk terus
menerus mendominasi dan menjajah. Contoh lain integrasi karena keterpaksaan
(coersif) dalam kehidupan sehari-hari terjadi pada saat demonstrasi atau unjuk
rasa yang ricuh, kemudian polisi akan memberikan peringatan dengan gas air mata
dengan tujuan mengatur para demonstran untuk menyampaikan aspirasi secara
tertib dan sesuai hukum.
c.
Disintegrasi
Disintegrasi adalah suatu keadaan
dimana tidak ada keserasian pada bagian-bagian dari suatu kesatuan masyarakat.
Disintegrasi atau kesenjangan merupakan akibat dari adanya pembangunan dimana
kelas atas menguasai pembangunan yang berperan sebagai subjek sekaligus objek
pembangunan, namun disisi lain kelas tengah dan bawah hanya berperan sebagai
objek pembangunan. Akibatnya kelas tengah dan bawah akan mengalamai eksploitasi
dan diskriminasi di bidang sosial, ekonomi, dan politik. Kesenjangan inilah
yang akan mempengaruhi pola hidup dan pola hubungan antar kelompok.
(1) Pola Hidup Pola hidup adalah
cara-cara dan kebiasaan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan. Cara dan kebiasaan
hidup tersebut dapat dibedakan sebagai berikut. ·
Konsumtif · Materialistis
· Hedonisme 7
· Westernisasi
· Sekulerisasi
(2) Pola Hubungan antar Kelompok
Pola hubungan antar kelompok adalah suatu bentuk dan sistem hubungan dalam
interaksi diantara anggota masyarakat. Berikut beberapa contoh permasalahan
yang berkaitan dengan pola hubungan antar kelompok.
·
Aksi protes/demonstrasi yang anarkis dan tidak terkendali, yaitu aksi penyampaian
pendapat dengan cara-cara yang melanggar hukum dan menyebabkan kerusuhan.
Contoh : Kerusuhan Mei 1998 yang disertai aksi anarkis oleh mahasiswa dan
dihalau dengan tembakan oleh aparat.
·
Kenakalan remaja, kenakalan remaja ini yang disebabkan karena pertengkaran
dengan orang tua akan membuat pelarian anak kepada hal-hal negatif, bahkan
melanggar hukum contohnya minuman keras, narkoba, dan lain-lain.
·
Kriminalitas, merupakan suatu bentuk penyimpangan sosial akibat dari adanya
tekanan lingkungan sekitarnya. Kurangnya skill dan ketrampilan merupakan faktor
utama semakin tingginya angka kriminalitas di kota-kota. Contoh : urbanisasi
dari desa ke kota tanpa mempersiapkan ketrampillan akan menambah pengangguran
akhirnya akan memilih melakukan tindakan kriminal.
·
Gejolak daerah, merupakan suatu bentuk reaksi masyarakat yang semakin kritis
menuntut hak-haknya kepada pemerintah. Rasa ketertindasan oleh kebijakan
pemerintah yang kurang berpihak pada masyarakat menyebabkan masyarakat
melakukan pemberontakan. Adanya gangguan stabilitas disetiap daerah sekarang
ini apabila tidak segera diatasi akan menyebabkan perpecahan bangsa Indonesia.
Contoh : konflik yang terjadi di Mesuji merupakan suatu bentuk upaya pembelaan
masyarakat terhadap hak-haknya akibat dari monopoli atas tanah dan pengelolaan
sumber daya agraria.
·
Terorisme, merupakan serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan
membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat. Namun sekarang
terorisme sering dikaitkan dengan masalah agama. Padahal agama manapun tidak
ada yang mengajarkan untuk saling membunuh. Terorisme merupakan salah satu
upaya adu domba dan penyudutan terhadap kelompok atau agama tertentu kepada
kelompok atau agama lain untuk memecahkan integrasi bangsa dengan cara-cara
yang separatis. Contoh : bom Bali I dan II, bom hotel JW Marriot, bom GBIS
Kepunton Solo, dll.
II.4 Peran
Masyarakat Dalam Menjaga Keragaman Budaya
Peran masyarakat dalam menjaga keragaman dan
keselaran budaya antara lain sebagai berikut:
1) Mengembangkan sikap saling menghargai terhadap nilai-nilai dan norma sosial yang berbeda-beda dari anggota masyarakat, tidak mementingkan kelompok, ras, etnik atau kelompok agamanya.
1) Mengembangkan sikap saling menghargai terhadap nilai-nilai dan norma sosial yang berbeda-beda dari anggota masyarakat, tidak mementingkan kelompok, ras, etnik atau kelompok agamanya.
2) Meninggalkan sikap
primodialisme terutama yang menjurus pada sikap etnosentrisme dan
ekstrimisme(berlebih-lebihan)
3) Menegakan supremasi hukun yang
artinya sutau peraturan formal harus berlaku pada semua warga negara tanpa
memandang kedudukan sosial, ras, etnik dan agama yang mereka anut.
4) Mengembangkan rasa nasionalisme terutama melalui penghayatan wawasan berbangsa dan bernegara namun menghindari sikap chauvimisme yang akan mengarah pada sikap ekstrim dan menutup diri akan perbedaan yang ada dalam masyarakat.
5) Menyelesaikan semua konflik dengan cara yang akomodatif melalui mediasi, kompromi dan ajudikasi.
4) Mengembangkan rasa nasionalisme terutama melalui penghayatan wawasan berbangsa dan bernegara namun menghindari sikap chauvimisme yang akan mengarah pada sikap ekstrim dan menutup diri akan perbedaan yang ada dalam masyarakat.
5) Menyelesaikan semua konflik dengan cara yang akomodatif melalui mediasi, kompromi dan ajudikasi.
6) Mengembangkan kesadaran
sosial. Contoh kongkritnya adalah di Bali sedang digalakkannya program Ajeg
Bali guna mempertahankan kebudayaan di dalam kehidupan masyarakat Bali yang
makin lama terlihat makin memudar karena
BAB
III
PENUTUP
III.1
Kesimpulan
Dengan keanekaragaman kebudayaannya
Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan dibandingkan dengan negara
lainnya, karena Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan
bervariasi. Kebhinnekaan telah menjadi kekayaan khusus bagi bangsa Indonesia
yang amat menarik, bagi bangsa Indonesia sendiri ataupun bagi bangsa-bangsa
lain yang dapat dapat menambah devisa melalui kunjungan wisata atau kunjungan
lainnya. Keanekaragaman suku, budaya, ras dan agama yang yang ada pada diri
bangsa Indonesia merupakan keunggulan sekaligus tantangan. Tantangan-tantangan
yang muncul akibat keanekaraman bangsa Indonesia tersebut antara lain
terjadinya konflik, integrasi karena keterpaksaan dan disintegrasi. Untuk
menghadapi tantangan sebagai dampak keanekaragaman yang dimiliki bangsa
Indonesia, dapat dilakukan dengan upaya reintegrasi dan menanamkan nilai-nilai
pancasila yang merupakan ideologi yang menjadi dasar hidup kenegaraan.
A.
Saran
Perbedaan merupakan
keniscayaan yang mesti dan harus diterima oleh semua orang dalam kehidupannya.
Fakta menunjukkan bahwa manusia memang makhluk unik dan khas. Keunikan dan
kekhasan ini dalam konteks bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat akan
menimbulkan keragaman tatanan sosial dan kebudayaan. Keragaman ini yang
ditunjukkan oleh Indonesia antara lain terdiri atas beragam etnis, agama, dan
bahasa. Keragaman ini perlu dikelola secara serius dan sungguh-sungguh dalam
suatu bentuk tatanan nilai yang dapatdibagi bersama. Oleh karena itu,
keanekaragaman yang ada dalam masyarakat Indonesia sungguh merupakan tantangan
yang menuntut upaya sungguh-sungguh dalam bentuk transformasi kesadaran
multikultural. Suatu kesadaran yang diarahkan kepada identitas nasional,
integrasi nasional, dan kesadaran menempatkan agama untuk kesatuan bangsa.
Dengan demikian, kesatuan Indonesia dapat ditegakkan sejalan dengan semangat
kebersamaan yang terkandung dalam semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”.
DAFTAR
PUSTAKA
Hermanto.,Winarno.(2011).Ilmu
Sosial dan Budaya Dasar, jakarta:Penerbit Bumi Aksara.Puturistik
(2010).problematika kebudayaan
Alam S, dan henry hidayat. 2006. Ilmu
pengetahuan social, Penerbit erlangga
http://ndar3006.blogspot.co.id/2015/06/makalah-kebudayaan.html
http://sigitarisetiawan.blogspot.co.id/2016/04/keragamankebudayaan-indonesia.html