MAKALAH
ILMU
BUDAYA SOSIAL
“Pendidikan
Karakter Bangsa”
Disusun
Oleh :
Sigit
Ari Setiawan (56415561)
KELAS
1IA08
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN
TEKNIK INFORMATIKA
DOSEN
: EDI FAKHRI
ATA
2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat, sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang
mungkin sangat sederhana. Makalah ini berisikan tentang “Pendidikan Karakter
Dikalangan Remaja”.
Makalah
ini saya buat dalam rangka memenuhi tugas mata pelajaran “Ilmu Budaya Sosial”. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk dan juga
berguna untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Makalah
ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Depok,2
Juni 2016
Penulis
Sigit
Ari Setiawan
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL ....................................................................................................... 1
KATA
PENGANTAR ...................................................................................................... 2
DAFTAR
ISI .................................................................................................................. 3
BAB
I PENDAHULUAN ................................................................................................ 4
I.1
Latar Belakang ............................................................................................... 4
I.2
Rumusan Masalah ........................................................................................... 5
I.3
Tujuan Penulisan ............................................................................................. 5
BAB
II PEMBAHASAN ................................................................................................. 6
II.1
Pengertian
Pendidikan Karakter ....................................................................... 6-7
II.2
Pengertian
Karakter dan Kepribadian ................................................................ 7-8
II.3 Contoh
Program Pendidikan Karakter................................................................ 9-11
II.4
Pendidikan
Karakter Untuk Membangun Keberadaban Bangsa..............................11-12
II.5
Tujuan
Pendidikan Karakter.............................................................................. 13
BAB
III PENUTUP ......................................................................................................... 14
III.1
Kesimpulan .................................................................................................. 14-15
III.2
Saran ........................................................................................................... 15
DAFTAR
PUSTAKA ....................................................................................................... 16
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Indonesia merlumekan sumberdaya manusia dalam jumlah dan
mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi
sumberdaya manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat penting.
Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas
bahwa pendidikan di setiap jenjang, termasuk di sekolah harus diselenggarakan
secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut.
Hal tersebut
berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing,
beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.
Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat (Ali Ibrahim Akbar,
2000), ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh
pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan
mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan,
kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen oleh hard skill dan sisanya 80
persen oleh soft skill. Bahkan orang-orang tersukses di dunia bisa berhasil
dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft skill daripada hard skill. Hal
ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan karakter peserta didik sangat penting
untuk ditingkatkan. Melihat masyarakat Indonesia sendiri juga lemah sekali
dalam penguasaan soft skill. Untuk itu penulis menulis makalah ini, agar
pembaca tahu betapa pentingnya pendidikan karakter bagi semua orang, khususnya bangsa
Indonesia sendiri.
I.2 Rumusan
Masalah
Beberapa
permasalahan yang akan dibahas oleh penulis dalam makalah ini yaitu :
1. Apa pengertian dari pendidikan
karakter itu ?
2. Apa
Pengertian Karakter dan Kepribadian ?
3. Bagaimana contoh program pendidikan
karakter?
4. Bagaimana peran pendidikan karakter
untuk kemajuan bangsa?
5. Tujuan dari Pendidikan Karakter ?
I.3 Tujuan
Makalah
ini dimaksudkan untuk memenuhi salah
satu tugas dari mata kuliah Ilmu Budaya Sosial. Diharapkan makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Adapun
maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa itu pendidikan
karakter.
2. Untuk mengetahui apa itu beda
karakter dan kepribadian.
3. Untuk mengetahui contoh program
pendidikan karakter.
4. Untuk mengetahui hubungan pendidikan
karakter dengan keberadaban bangsa.
5. Untuk mengetahui upaya-upaya dalam
meningktakan mutu dari pendidikan karakter.
6. Untuk
mengetahui bagaiamana gambaran dari pendidikan karakter yang sudah berhasil.
7. Menguraikan pandangan penulis
terhadap Pendidikan Karakter.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1
Pengertian Pendidikan Karakter
Karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah, bawaan,
hati, jiwa, kepribadian, budipekerti, perilaku, personalitas, sifat tabiat,
temperamen dan watak, sementara itu yang disebut dengan berkarakter ialah
berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat dan berwatak sedangkan
pendidikan dalam arti sederhana sering diartikan sebagai usaha manusia untuk
membina, kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan
kebudayaan.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem
penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen
pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan
nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri,
sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil.
Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders) harus
dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi
kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan
atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas
atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaansarana,prasarana,dan,pembiayaan,dan,ethoskerjaseluruhwargadanlingkungansekolah.
“Pendidikan karakter yang utuh dan
menyeluruh tidak sekedar membentuk anak-anak muda menjadi pribadi yang cerdas
dan baik, melainkan juga membentuk mereka menjadi pelaku baik bagi perubahan
dalam hidupnya sendiri, yang pada gilirannya akan menyumbangkan perubahan dalam
tatanan sosial kemasyarakatan menjadi lebih adil, baik, dan manusiawi.”(Doni
Koesoema A.Ed)
II.2
Pengertian Karakter dan Kepribadian
Kepribadian adalah
hadiah dari Tuhan Sang Pencipta saat manusia dilahirkan dan setiap orang yang
memiliki kepribadian pasti
ada kelemahannya dan kelebihannya di aspek kehidupan sosial dan masing-masing
pribadi.Kepribadian manusia
secara umum ada 4, yaitu :
1. Koleris :
tipe ini bercirikan pribadi yang suka kemandirian, tegas, berapi-api, suka
tantangan, bos atas dirinya sendiri.
2. Sanguinis :
tipe ini bercirikan suka dengan hal praktis, happy dan ceria selalu, suka
kejutan, suka sekali dengan kegiatan social dan bersenang-senang.
3. Phlegmatis :
tipe ini bercirikan suka bekerjasama, menghindari konflik, tidak suka perubahan
mendadak, teman bicara yang enak, menyukai hal yang pasti.
4. Melankolis :
tipe ini bercirikan suka dengan hal detil, menyimpan kemarahan, Perfection,
suka instruksi yang jelas, kegiatan rutin sangat disukai.
Saat
setiap manusia belajar untuk
mengatasi dan memperbaiki kelemahannya, serta memunculkan kebiasaan positif
yang baru, inilah yang disebut dengan Karakter. Misalnya, seorang dengan kepribadian Sanguin
yang sangat suka bercanda dan terkesan tidak serius, lalu sadar dan belajar sehingga
mampu membawa dirinya untuk bersikap serius dalam situasi yang membutuhkan
ketenangan dan perhatian fokus, itulah Karakter. Pendidikan Karakter
adalah pemberian pandangan mengenai berbagai jenis nilai hidup,
seperti kejujuran, kecerdasan, kepedulian dan lain-lainnya. Dan itu adalah
pilihan dari masing-masing individu yang perlu dikembangkan dan perlu di bina,
sejak usia dini (idealnya).
Karakter
tidak bisa diwariskan, karakter tidak bisa dibeli dan karakter tidak bisa
ditukar. Karakter harus dibangun dan dikembangkan secara sadar hari demi hari dengan
melalui suatu proses yang tidak instan.
Karakter bukanlah sesuatu bawaan sejak lahir yang tidak dapat diubah lagi
seperti sidik jari.Banyak kami perhatikan bahwa orang-orang dengan karakter
buruk cenderung mempersalahkan keadaan mereka. Mereka sering menyatakan bahwa
cara mereka dibesarkan yang salah, kesulitan keuangan, perlakuan orang lain
atau kondisi lainnya yang menjadikan mereka seperti sekarang ini. Memang benar
bahwa dalam kehidupan, kita harus menghadapi banyak hal di luar kendali kita,
namun karakter Anda tidaklah demikian. Karakter Anda selalu merupakan hasil
pilihan Anda.Ketahuilah bahwa Anda mempunyai potensi untuk menjadi seorang
pribadi yang berkarakter, upayakanlah itu. Karakter, lebih dari apapun dan akan
menjadikan Anda seorang pribadi yang memiliki nilai tambah.
Karakter akan melindungi segala sesuatu yang Anda hargai dalam kehidupan
ini.Setiap orang bertanggung jawab atas karakternya. Anda memiliki kontrol
penuh atas
karakter Anda, artinya Anda tidak dapat menyalahkan orang lain atas karakter
Anda yang buruk karena Anda yang bertanggung jawab penuh. Mengembangkan
karakter adalah tanggung jawab pribadi Anda.
II.3 Contoh Program Pendidikan Karakter
A.
Lingkungan Sekolah :
·
Training Guru
Terkait
dengan program pendidikan karakter disekolah,
bagaimana menjalankan dan melaksanakan pendidikan karakter disekolah,
serta bagaimana cara menyusun program dan melaksanakannya, dari gagasan ke
tindakan.
Program
ini membekali dan memberikan wawasan pada guru tentang
psikologi anak, cara mendidik anak dengan memahami mekanisme pikiran anak dan 3
faktor kunci untuk menciptakan anak sukses, serta kiat praktis dalam memahami
dan mengatasi anak yang “bermasalah” dengan
perilakunya.
·
Program Bimbingan Mental
Program
ini terbagi menjadi dua sesi program :
Sesi
Workshop Therapy, yang dirancang khusus untuk siswa usia
12 -18 tahun. Workshop ini bertujuan mengubah serta membimbing mental anak usia
remaja. Workshop ini bekerja sebagai “mesin
perubahan instant” maksudnya
setelah mengikuti program ini anak didik akan berubah seketika menjadi anak
yang lebih positif.
Sesi
Seminar Khusus Orangtua Siswa, membantu orangtua
mengenali anaknya dan memperlakukan anak dengan lebih baik, agar anak lebih
sukses dalam kehidupannya. Dalam seminar ini orangtua akan mempelajari
pengetahuan dasar yang sangat bagus untuk mempelajari berbagai teori psikologi
anak dan keluarga. Memahami konsep menangani anak di rumah dandi sekolah, serta lebih mudah mengerti dan
memahami jalan pikiran anak, pasangan dan orang lain.
B.
Lingkungan Keluarga :
·
Membangun Karakter Anak Sejak Usia
Dini.
Karakter akan
terbentuk sebagai hasil pemahaman 3 hubungan yang pasti dialami setiap manusia
(triangle relationship),
yaitu hubungan dengan diri sendiri (intrapersonal), dengan lingkungan (hubungan
sosial dan alam sekitar), dan hubungan dengan Tuhan YME (spiritual). Setiap
hasil hubungan tersebut akan memberikan pemaknaan/pemahaman yang pada akhirnya
menjadi nilai dan
keyakinan anak. Cara anak memahami bentuk hubungan tersebut akan menentukan
cara anak memperlakukan dunianya. Pemahaman negatif akan berimbas pada
perlakuan yang negatif dan pemahaman yang positif akan memperlakukan dunianya
dengan positif. Untuk itu, Tumbuhkan pemahaman
positif pada diri anak sejak usia dini, salah satunya dengan
cara memberikan kepercayaan pada anak untuk
mengambil keputusan untuk dirinya sendiri, membantu anak mengarahkan potensinya
dengan begitu mereka lebih mampu untuk bereksplorasi dengan sendirinya, tidak
menekannya baik secara langsung atau secara halus, dan seterusnya.
Biasakan anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Ingat pilihan terhadap lingkungan sangat
menentukan pembentukan karakter anak.
Seperti kata pepatah bergaul dengan penjual minyak wangi akan ikut wangi,
bergaul dengan penjual ikan akan ikut amis. Seperti itulah, lingkungan baik
dan sehat akan menumbuhkan karakter sehat
dan baik, begitu pula sebaliknya. Dan yang tidak bisa diabaikan adalah membangun hubungan spiritual
dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan spiritual dengan Tuhan YME
terbangun melalui pelaksanaan dan penghayatan ibadah ritual yang
terimplementasi pada kehidupan sosial.
II.4
Pendidikan Karakter Untuk Membangun Keberadaban Bangsa
Dunia pendidikan diharapkan sebagai
motor penggerak untuk memfasilitasi perkembangan karakter, sehingga anggota
masyarakat mempunyai kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis
dan demokratis dengan tetap memperhatikan sendi-sendi Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) dan norma-norma sosial di masyarakat yang telah menjadi
kesepakatan bersama. "Dari mana asalmu tidak penting, ukuran tubuhmu juga
tidak penting, ukuran Otakmu cukup penting, ukuran hatimu itulah yang sangat
penting” karena otak (pikiran) dan kalbu hati yang paling kuat menggerak
seseorang itu ”bertutur kata dan bertindak”. Simak, telaah, dan renungkan dalam
hati apakah telah memadai ”wahana” pembelajaran memberikan peluang bagi peserta
didik untuk multi kecerdasan yang mampu mengembangkan sikap-sikap: kejujuran,
integritas, komitmen,kedisipilinan,visioner,dankemandirian.Sejarah memberikan
pelajaran yang amat berharga, betapa perbedaan, pertentangan, dan pertukaran
pikiran itulah sesungguhnya yang mengantarkan kita ke gerbang kemerdekaan.
Melalui perdebatan tersebut kita banyak belajar, bagaimana toleransi dan
keterbukaan para Pendiri Republik ini dalam menerima pendapat, dan berbagai
kritik saat itu. Melalui pertukaran pikiran itu kita juga bisa mencermati,
betapa kuat keinginan para Pemimpin Bangsa itu untuk bersatu di dalam satu
identitas kebangsaan, sehingga perbedaan-perbedaan tidak menjadi persoalan bagi
mereka.
Karena itu pendidikan karakter harus digali dari landasan
idiil Pancasila, dan landasan konstitusional UUD 1945. Sejarah Indonesia
memperlihatkan bahwa pada tahun 1928, ikrar “Sumpah Pemuda” menegaskan tekad
untuk membangun nasional Indonesia. Mereka bersumpah untuk berbangsa, bertanah
air, dan berbahasa satu yaitu Indonesia. Ketika merdeka dipilihnya bentuk
negara kesatuan. Kedua peristiwa sejarah ini menunjukan suatu kebutuhan yang
secara sosio-politis merefleksi keberadaan watak pluralisme tersebut. Kenyataan
sejarah dan sosial budaya tersebut lebih diperkuat lagi melalui arti simbol
“Bhineka Tunggal Ika” pada lambang negara Indonesia.
Dari mana memulai dibelajarkannya nilai-nilai karakter bangsa, dari pendidikan informal, dan secara pararel berlanjut pada pendidikan formal dan nonformal. Tantangan saat ini dan ke depan bagaimana kita mampu menempatkan pendidikan karakter sebagai sesuatu kekuatan bangsa. Oleh karena itu kebijakan dan implementasi pendidikan yang berbasis karakter menjadi sangat penting dan strategis dalam rangka membangun bangsa ini. Hal ini tentunya juga menuntut adanya dukungan yang kondusif dari pranata politik, sosial, dan,budayabangsa.
Dari mana memulai dibelajarkannya nilai-nilai karakter bangsa, dari pendidikan informal, dan secara pararel berlanjut pada pendidikan formal dan nonformal. Tantangan saat ini dan ke depan bagaimana kita mampu menempatkan pendidikan karakter sebagai sesuatu kekuatan bangsa. Oleh karena itu kebijakan dan implementasi pendidikan yang berbasis karakter menjadi sangat penting dan strategis dalam rangka membangun bangsa ini. Hal ini tentunya juga menuntut adanya dukungan yang kondusif dari pranata politik, sosial, dan,budayabangsa.
“Pendidikan Karakter Untuk Membangun Keberadaban Bangsa”
adalah kearifan dari keaneragaman nilai dan budaya kehidupan bermasyarakat.
Kearifan itu segera muncul, jika seseorang membuka diri untuk menjalani
kehidupan bersama dengan melihat realitas plural yang terjadi. Oleh karena itu
pendidikan harus diletakan pada posisi yang tepat, apalagi ketika menghadapi
konflik yang berbasis pada ras, suku dan keagamaan. Pendidikan karakter
bukanlah sekedar wacana tetapi realitas implementasinya, bukan hanya sekedar
kata-kata tetapi tindakan dan bukan simbol atau slogan, tetapi keberpihak yang
cerdas untuk membangun keberadaban bangsa Indonesia. Pembiasaan berperilaku
santun dan damai adalah refreksi dari tekad kita sekali merdeka, tetap merdeka.
(MuktionoWaspodo)
II.5 Tujuan Pendidikan Karakter
Pendidikan
Karakter secara implinsit bertujuan meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil
pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan
akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, seimbang, dan sesuai dengan
standar kompetensi lulusan.
Pendidikan
Karakter seharusnya membawa peserta didik kepengenalan nilai secara kognitif,
penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengenalan nilai secara
nyata. ( Mochtar Buchori, 2007)
BAB III
PENUTUP
III.1
Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa
Pentingnya Pendidikan Karakter Dalam Meningkatkan Kualitas Peserta Didik di
Sekolah. Bukan saja menciptakan peserta didik yang memiliki kemampuan
intelektual yang tinggi atau karya cipta yang dihasilkan, sikap
yang senantiasa menjadi penurut dan manut terhadap semua anjuran dan
ajakan saja. Melainkan lebih dari itu pendidikan yang elegan akan
mengutamakan aspek nilai dan moral yang sesuai dengan tuntunan Tuhan Yang Maha
Esa guna mendukung terciptanya pribadi yang handal dan mantap dalam
setiap mengambil keputusan dan bersikap, baik dalam kehidupan pribadi, social,
bermasyarakat dan berbangsa.
Dengan bergulirnya kembali Pendidikan Karakter dalam berbagai
stategi pelaksanaan diharapkan mampu menggali dan membangun potensi
peserta didik kearah yang lebih maju dan berhasil. Keseluruhan potensi baik IQ
( Intelegence Questient ), EQ ( Emotional Questient ) dipadukan menjadi
satu kesatuan menjadi ESQ ( Emotion Spiritual Questient ) sebagai stabilisator
keseimbangan pencapaian keberhasilan di dunia dan di akhirat .
Karakter yang akan dipancarkan dalam mengambil inisiatif dan tanggung jawab
secara sadar berperilaku atas dasar nilai, bukan atas dasar perasaan dan
dukungan cuaca social. Pendampingan dari pihak orang tua akan sangat bermakna
pada setiap sikap yang tercermin dalam kehidupan sehari – hari.
Suri teladan dari semua pemangku kepentingan ( Stakeholder )
menjadi pendukung utama dalam pembentukan pribadi insani yang tangguh dan
mampu mengemban amanat selaku kholipah di muka bumi.
III.2
Saran
Pemerintah
harus selalu memantau atau mengawasi dunia pendidikan, karena dari dari dunia
pendidikan Negara bisa maju dan karena dunia pendidikan juga Negara bisa
hancur, bila pendidikan sudah disalah gunakan.
Selain
mengajar, seorang guru atau orang tua juga harus mendo’akan anak atau muridnya
supaya menjadi lebih baik, bukan mendo’akan keburukan bagi anak didiknya.
Guru
harus memberikan rasa aman dan keselamatan kepada setiap peserta didik di dalam
menjalani masa-masa belajarnya, karena jika tidak semua pembelajaran yang di
jalani anak didik akan sia-sia
DAFTAR
PUSTAKA
Budi Hardiman. 2001. Pendidikan Moral sebagai Pendidikan
Keadilan dalam Pendidikan: Kegelisahan Sepanjang Zaman. Yogyakarta: Kanisius
Sri Narwanti. 2011. Pendidikan Karakter (Pengintegrasian 18
Nilai Pembentuk Karakter Dalam Mata Pelajaran). Yogyakarta: Familia.
http://sigitarisetiawan.blogspot.co.id/2016/06/pendidikan-karakter-bangsa.html
Klik untuk mendownload PDF Makalah Pendidikan Karakter Bangsa